Penuntun Praktikum Dasar Dasar Perlindungan Tanaman



Penuntun Praktikum
DASAR DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN




Disusun Oleh:
Dr. Ir. Saripah Ulpah, M.Sc
M. Efendi Saputra, SP, MP

Fakultas Pertanian
Universitas Islam Riau
Pekanbaru
2015




KATA Pengantar

alhamdulillah, panduan praktikum sederhana ini dengan judul Penuntun Praktikum Dasar Dasar Perlindungan Tanaman ini dapat diselesaikan.
Panduan ini dimaksudkan untuk menjadi acuan praktikum pada mata kuliah dasar dasar perlindungan tanaman di Fakultas Pertanian Islam Riau.  Materi praktikum disusun sedemikian rupa untuk membantu mahasiswa lebih memahami materi kuliah yang diberikan.
Panduan ini akan senantiasa di’up-date’ dari waktu ke waktu untuk penyempurnaannya. Perhatian, kritikan dan saran dari berbagai fihak akan sangat dihargai.





Wassalam


Penyusun





tatatertib praktikum

1.       Praktikum harus selalu dihadiri, jika praktikun tidak dapat menghadiri praktikum pada waktu yang telah ditentukan, maka harus ada pemberitahuan tertulis sebelumnya.
2.      Praktikan harus terlebih dahulu mengetahui/mempelajari tentang topik praktikum pada hari itu.
3.      Praktikan harus sudah siap di depan ruangan/tempat praktikum 5 menit sebelum praktikum dimulai.
4.      Praktikan harus selalu membawa kelengkapan praktikum sebagaimana yang telah diinstruksikan sebelumnya.
5.      Laporan praktikum dibuat sesuai dengan pengarahan yang diberikan sewaktu praktikum berlangsung.
6.      Alat-alat yang tersedia di meja praktikan menjadi tanggung jawab praktikan.
7.      Praktikan harus selalu menjaga ketenangan dan kebersihan selama praktikum berlangsung, serta bekerja cermat dan hati-hati.
8.      Pelanggaran dari ketentuan di atas dapat dikenai sanksi akademik.
9.      Hal-hal yang tidak tercantum dalam tatatertib ini akan diatur kemudian.



DAFTAR ISI



1.      Kata Pengantar…………………………………………………………………………….
2.      Pemberitahuan……………………………………………………………………………..
3.      Daftar Isi…………………………………………………………………………………...
4.      Tatatertib Praktikum……………………………………………………………………….
5.      Kerusakan dan Gangguan Pada Tanaman oleh Hama …………………………………….          
6.      Patogen dan Gejala Penyakit Tanaman…………………………………………. ………..
7.      Latihan Identifikasi Gulma………………………………………………………………..
8.      Teknik koleksi serangga………………………………………………………. …………
9.      Pengawetan Serangga……………………………………………………………………..              
10.  Mengenal ordo serangga …………………………………………………….  ………….           


11.   
I.  Kerusakan dan Gangguan Pada Tanaman oleh Hama
PENDAHULUAN
            Kerusakan atau gangguan yang ditimbulkan oleh hama pada tanaman umumnya terkait terutama pada cara makan dari suatu hama, disamping akibat cara hidup dari hama tertentu. Oleh karena itu, gejala kerusakan yang ditimbulkan oleh hama menggambarkan cara makan atau alat mulut dari hama yang bersangkutan.
            Kerusakan yang ditimbulkan oleh vertebrata hama  biasanya dapat dibedakan dari kerusakan yang ditimbulkan oleh invertebrata hama melalui skala kerusakan yang timbul. Kerusakan oleh invertebrate hama  menggambarkan tipe alat mulut dari suatu hama yang secara umum dikelompokkan menjadi:
-          Tipe alat mulut menggigit mengunyah
-          Tipe alat mulut menusuk mengisap
-          Tipe alat mulut meraut mengisap



TUJUAN
            Dengan praktikum ini diharapkan praktikan dapat mengenali ciri-ciri kerusakan tanaman dan mengaitkannya dengan jenis hama yang merusak.  Disamping itu, praktikum juga diharapkan dapat mengenal beberapa hama utama.

TUGAS
1.       Amati dan gambar (di buku kerja) objek bagian tanaman yang terserang hama di hadapan anda. Catat:
a.       Nama tanaman
b.      Bagian tanaman yang diserang
c.       Jenis kerusakan
d.      Kemungkinan hama

2.       Amati dan gambar objek hama dihadapan anda. Catat:
a.       Kelompok hama
b.      Nama
c.       Tipe alat mulut
d.      Gejala kerusakan yang ditimbulkan



II. Patogen dan Gejala Penyakit Tanaman

Pendahuluan
  • Suatu penyakit tanaman adalah setiap gangguan yang menghambat perkembangan tanaman yang normal dan menurunkan nilai ekonomi dan nilai keindahan suatu tanaman
  • Penyakit dapat disebabkan oleh faktor biotik (organisme) maupun faktor abiotik
  • Penyakit merupakan juga fenomena alamiah.
Penyebab Penyakit abiotik meliputi:
-          Faktor lingkungan, seperti: suhu panas, suhu dingin, angin, kerusakan oleh petir, kelembaban yang berlebihan, kemarau, dll.
-          Faktor mekanik seperti kerusakan panen,kerusakan pemangkasan, dlsb.
-          Faktor budidaya, seperti cara penanaman yang tidak tepat, mulsa yang terlalu banyak, pengairan dan pupuk yang berlebihan, dlsb.
-          Fitotoksisitas oleh pestisida
Penyebab Penyakit Biotik Meliputi:
FUNGI –
-          Merupakan penyebab penyakit yang paling umum.  Fungi pathogen ini merupakan organism mikro yang makan pada tumbuhan hidup maupun sisa bahan organik.
-          Berkembang biak dengan terbawa udara, air, spora, sclerotia maupun miselia yang toleran dan resisten terhadap kekeringan.  Serangga, burung, manusia dan peralatan dapat membantu penyebaran propagules (spora/sclerotia/miselia). 
-          Luka pada tanaman dengan mudah membantu serangan pada tanaman sehat oleh fungi. 
-          Akan tetapi, beberapa fungi memiliki kemampuan untuk menginfeksi tanaman utuh (tidak terluka). 



BACTERIA
-          Merupakan organism mikroskopik bersel tunggal.  Beberapa menyerang tanaman dan menyebabkan penyakit
-          Bakteria dapat terbawa dari tanaman ke tanaman dalam dalam butiran air (droplet) oleh angin, percikan hujan, serangga dan peralatan. 
-          Bekteri seringkali bertahan diantara musim tanam pada sisa tanaman, benih, tunggul, atau gulma. 
-          Pada kondisi hangat dan basah bakteri berkembang biak dengan cepat. 
Gejala penyakit oleh bakteri mirip dengan penyekit oleh fungi, akan tetapipermukaan atau pinggiran jaringan yang terinfeksi bakteri biasanya berair.

                             

VIRUS
-           Merupakan parasit terkecil yang menyebabkan penyakit tanaman dan hanya dapat terlihat melalui mikroskop elektron
-          Kebanyakan virus disebarkan oleh serangga tipe tertentu (vector). 
-          Kondisi yang mendukung perkembangan yang pesat dari serangga vector sering memicu ledakan penyakit oleh virus.
-          Kebanyakan virus bertahan diantara musim tanam pada jaringan tanaman hidup (gulma, benih, stek, dll). 
                                              
TUJUAN
            Praktikum ini bertujuan untuk lebih memperkenalkan gejala tanaman berpenyakit dan praktikan dapat mengidentifikasi         secara umum kelompok patogennya serta mengenal beberapa penyakit utama pada tanaman.
Uraian Tugas
1.       Amati objek (bagian tanam) tanaman dihadapan anda, catat:
a.       Nama objek
b.      Gejala umum
2.       Gambarkan dan beri keterangan pada kertas kerja.



III. LATIHAN IDENTIFIKASI GULMA

PENDAHULUAN
Identifikasi gulma sangat penting, karena dengan identifikasi yang benar suatu jenis gulma dapat dikenal dan selanjutnya dapat dipelajari besar-kecilnya masalah-masalah yang berkaitan dengan gulma yang ditimbulkannya.
Kesalahan dalam identifikasi gulma dapat menimbulkan kekeliruan dalam menentukan kebijakan pengendaliannya.  Untuk itu identifikasi gulma harus dilaksanakan secara teliti dan cermat.
Berdasarkan objek yang diamati, identifikasi gulma dapat dibagi atas dua bagian, yaitu:
1.         Identifikasi gulma yang belum dikenal ilmu pengetahuan, yang biasanya dilakukan oleh taksonomi professional.
2.          Identifikasi gulma yang belum kita kenal, tetapi sudah dikenal ilmu pengetahuan; dapat dilakukan dengan metode-metode berikut:
a.         Menggunakan kunci identifikasi,
b.        Menggunakan sistem “specimen identification sheet”,
c.         Membandingkan specimen yang bersangkutan dengan specimen yang otentik atau sah,
d.        Membandingkan specimen yang hendak diidentifikasi dengan ilustrasi atau gambar-gambar gulma yang ada atau berkonsultasi dengan para ahli gulma.
TUJUAN
Untuk lebih mengenal cirri-ciri botani dari berbagai jenis gulma umum yang tumbuh pada habitat yang berlainan, dan untuk mengenal ke taxon mana suatu gulma dimasukkan.


BAHAN DAN ALAT
1.      Kaca pembesar dengan kekuatan pembesaran 20 x.
2.      Kunci Identifikasi
3.      Alat-alat tulis.
4.      Kertas Gambar.
5.      Spesimen gulma golongan rumputan, berdaun lebar dan teki masing-masing 2 jenis/spesies (1 jenis yang hidup di darat dan 1 jenis yang hidup di air).
TUGAS :
1.       Gambar dan uraikan cirri-ciri botani dari jenis-jenis gulma di atas.
2.      Buat klasifikasi dari jenis-jenis guma di atas.

KONSEP LAPORAN:

Gambar Morfologi                                                      Keterangan Gambar:
                                                                                                1…………………………………………………………..
                                                                                                2…………………………………………………………..
                                                                                                3…………………………………………………………..
                                                                                                4…………………………………………………………..
                                                                                               
Lokasi pengambilan:
                                                                                                ……………………………………………………………
                                                                                                ……………………………………………………………



Uraian ciri-ciri botani gulma
-           Habitat tumbuhan                        :
-          Tinggi tumbuhan               :
No.                  Organ Tumbuhan                                                                    Keterangan

1.             Akar
2.            Batang:
-          Bentuk
-          Struktur
-          Modifikasi batang
-          Arah tumbuh batang
3.            Daun
-          Upih daun
-          Tangkai daun
-          Bentuk daun
-          Permukaan daun
-          Ujung daun
-          Tulang daun
-          Tepi helai daun
-          Jenis daun

4.       Bunga
-          Jenis bunga
-          Jenis perbungaan
-          Bentuk tajuk bunga
5.       Buah/biji:
-          Bentuk
-          Warna

Klasifikasi Tumbuhan:
Divisio :
Class    :
Ordo    :
Famili  :
Genus  :
Spesies:


IV. Teknik Koleksi Serangga
PENDAHULUAN
Serangga merupakan kelompok organisma yang paling banyak jumlah dan jenisnya di muka bumi, dan sebagaian berperan sebagai hama yang sangat penting.  Akan tetapi perlu diingat bahwa sebahagian kecil saja dari keragaman serangga yang merupakan serangga hama, sedangkan sebahagian lainnya bahkan merupakan serangga yang banyak memberi manfaat bagi manusia dan ekosistem. Dengan demikian mengenal serangga merupakan langkah awal dari men’justifikasi’ dan mengapresiasi perannya dalam ekosistem dan kehidupan kita.  Mengkoleksi serangga merupakan salah satu cara untuk lebih mengenal serangga.
TUJUAN
            Kegiatan mengkoleksi serangga ditujukan untuk lebih mengenal jenis-jenis serangga dan memahami peranannya dalam kehidupan kita dan dalam ekosistem.
TUGAS:
1.       Fahami panduan berikut ini untuk kemudian melakukan koleksi dan awetan yang dikerjakan secara mandiri
2.      Mengumpulkan hasil awetan minimal 5 spesimen setiap praktikan di akhir semester/praktikum
PANDUAN:
Kemana Mencari:
Serangga ada dimana-mana.  Kita dapat menjumpai serangga dengan mudah (dengan sedikit usaha saja) hampir dimana-mana: dalam rumah, perkarangan, disekitar pondasi bangunan, celah-celah bangunan, bunga ataupun tanaman  pekarangan, lahan pertanian yang tidak banyak disemprot insektisida,  di sekitar lampu pada malam hari, dekat sungai dan kolam, lahan terbiar, taman, dan hutan.  Serangga mati yang masih dalam kondisi yang layak di koleksi dapat sering dijumpai di sekitar kita.
Beberapa serangga bersifat agak pasif sehingga mudah ditangkap dengan menggunakan forsep.  Beberapa yang lainnya terbang, ada yang lambat ada pula yang cepat.  Menangkap serangga perlu sedikit latihan untuk trampil.  Sebagai pemula sebaiknya  tidak menangkap serangga berbahaya seperti lebah dan tabuhan yang menyengat.

Kolektor sebaiknya menyiapkan catatan untuk mencatat informasi terkait “ekpedisinya”.  Kertas label akan cukup bermanfaat untuk mencatat tanggal koleksi, lokasi dan habitat, dan juga nama si kolektor.


Alat-alat koleksi serangga
  •  forceps, untuk mengambil serangga
  • Vial kecil, untuk menyimpan serangga kecil
  • Botol pembunuh, dapat dibuat dari stoples bekas selai dengan pembersih cat kuku atau kloroform yang diteteskan pada gumpalan kecil kapas/kertas Koran. Masukkan juga kertas tisu atau kertas Koran yang dibuat sedemikian rupa agar antara serangga yang satu dengan yang lain dapat ‘bersembunyi’ tanpa saling mengalahkan ketika masing-masing mencoba untuk melarikan diri. Tuliskan 'RACUN' pada sisi luar botol, untuk tujuan keamanan.
  • Tangguk dapat digunakan untuk koleksi serangga air. Serangga air meliputi beberapa jenis kumbang, pradewasa nyamuk dan capung, serta kepik air raksasa (beberapa diantaranya dapat menggigit).
  • Jaring serangga (sweep net), digunakan untuk menjaring serangga pada rumputan, semak, bahkan pohon.  Berbeda dengan jarring kupu-kupu, jaring ini tidak akan mudah terkoyak karena terbuat dari kain.
  • Jaring kupu-kupu  (butterfly net), sesuai untuk menangkap serangga terbang.  Jaring ini mirip dengan jarring serangga diatas, kecuali bahan jarring terbuat dari kain ‘jala/jaring’ halus.
  • Lembaran penagkap (Beat sheets) digunakan untuk menangkap serangga yang menjatuhkan diri ketika diganggu dari tanaman.  Payung yang dibuka dan dibalik, panic/nampan putih, atau lembaran kertas dapat diletakkan dibawah pohon untuk menaggap serangga yang jatuh setelah pohon di gegar.  Kutip serangga yang jatuh ke dalam/ke atasnya dengan forsep atau sunggupkan langsung kedalam botol/vial.
  • Corong Berlese (Berlese funnels) Berguna untuk mengkoleksi serangga kecil dari tanah, humus atau kompos.  Letakkan ayakan berisi tanah/humus/kompos di dalam sebuah corong, yang ujungnya berada kurang lebih 5 cm di atas wadah berisi alcohol. Letakkan lampu pijar di atas corong.  Panas dari lampu akan memaksa serangga turun dari corong melewati lubang halus ayakan, masuk ke dalam alkohol.  Biarkan selama 2-5 hari, atau sampai tanah kering.  Jika material tanah sangat halus, als tanah di atas ayakan dengan tisu makan akan partikel yang halus tidak masuk ke dalam alkohol.
  • Lampu perangkap (Light traps) digunakan pada malam hari untuk menangkap serangga. Cahaya ultraviolet menarik serangga dengan lebih baik.  Akan tetapi, sebarang cahaya,  cukup menarik banyak serangga. Sehelai kain putih yang diletakkan di belakang lampu seperti memasang spanduk dapat dibentangkan untuk tempat serangga ’mendarat’/hinggap.
  • Peranggap ber umpan (Bait traps) menarik serangga dengan makanan. Daging yang membusuk menarik pemakan bangkai, sementara serangga lainnya menyukai buah-buahan masak, makanan yang terfermentasi, makanan bergula, dan berminyak (kacang mentega).  Beberapa serangga bahkan tertarik pada kotoran hewan.  "Sugaring" adalah suatu cara mengoleskan pangkal batang, atau tempat tertentu dengan campuran bush, guls dan bahan yang terfermentasi untuk menangkap serangga nocturnal tertentu.
  • Perangkap jebakan (Pitfall traps) berguna untuk menagkap serangga yang hidup di tanah, dan dapat juga diberi umpan.  Wadah seukuran kaleng susu kental manis sesuai untuk pitfall traps. Buat lubang drainase di bagian dasar, lindungi perangkap dari hujan dan sampah-sampah.   Wadah “ditanamkan” sedemikian rupa agar bahagian atasnya sejajar dengan permukaan tanah, sehingga serangga akan jatuh ke dalamnya.  Kerap lakukan pemeriksaan perangkap, atau awetkan serangga dalam campuran air garam atau sabun dalam perangkap tanpa lubang drainase.
  • Perangkap berferomon (Pheromone traps) Menggunakan hormone betina sintetik untuk menarik serangga jantan.  Feromon untuk beberapa serangga hama tersedia secara komersial



V. PENGAWETAN SERANGGA
Alat dan bahan.
  1. Alkohol minimal 70 % (Bisa jenis Formalin)
  2. Alat penetrasi, boleh dipakai jarum suntik
  3. Kotak persegi empat ukuran minimal 30 x 10, ditutup rapat dengan kaca, untuk ukuran ini bisa disesuaikan dengan selera anda.
  4. Jaring Rat, biasanya dikenal juga dengan jaring serangga.
  5. Jarum
  6. Gabus (Disesuaikan dengan ukuran kotak persegi yang anda punya)
Cara membuat koleksi serangga
Langkah pembuatan ini saya asumsikan anda sudah menangkap serangga yang hendak diawetkan, semisalnya kupu-kupu atau belalang, kepik ataupun jenis serangga lain yang anda peroleh disekitar areal pertanaman.
  1. Tangkap serangga yang anda inginkan menggunakan jaring rat.
  2. Penetrasi cairan formalin, serangga yang sudah anda siapkan terlebih dahulu disuntik dengan cairan formalin 70%, kemudian diamkan sekitar sepuluh menit.
  3. Rentangkan sayap atas dan sayap bawah serangga kemudian gunakan jarum untuk penahan disetiap ujung sayap (Kegiatan ini anda lakukan diatas gabus)
  4. Susun serangga sedemikian rupa agar terlihat indah dipandang mata.
  5. Tutup rapat menggunakan kaca, hal ini dimaksud agar serangga awetan anda tidak di makan semut, jika perlu beri anti semut (Seperti kapur ajaib) disekeliling koleksi serangga anda.
  6. tahap terakhir, ketika semuanya selesai anda tinggal pajang diruang tamu.
1.  KOLEKSI BASAH
-  Menggunakan larutan
-  Merupakan koleksi sementara untuk serangga-serangga yang akan dibuat koleksi 
   kering atau slide preparat
-  Serangga-serangga yang biasa diawetkan dalam larutan:
            -  serangga-serangga yang bertubuh lunak,
            -  serangga-serangga bertubuh kecil sebelum dibuat slide preparat
            -  larva, pupa dan nimfa.
-  Larutan yang umum dipakai untuk pengawetan adalah 70 sampai 80 % etil alcohol atau  
   iso propil allkohol.
2. KOLEKSI KERING
A.  Bahan-bahan:
            -  Jarum serangga (jarum pentul besar dan kecil)
            -  Pinset/Forcep
            -  Kertas minyak/gunting/pisau kecil
            -  Kertas label (karton manila putih)
            -  Papan perentang (diganti gabus/styrofoam)
            -  Kotak pengeringan
            -  Kotak penyimpanan (25 x 25 cm)
            -  Kuteks bening
B.  Penataan Serangga.
            -  Serangga yang sudah  dibunuh siap untuk ditata atau dilakukan penusukan
               tubuhnya dengan jarum.  Spesimen yang akan ditusuk, dan sayapnya akan
               direntangkan harus dalam keadaan lemas tidak kering dan kaku serta 
               embelennya masih lengkap.

            -  Cara penusukan specimen:
                        -  kumbang ditusuk bagian depan elitron sebelah kanan, tembus ke
                           metasternum.
                        -  kepik ditusuk melalui mesoskutelum agak ke kanan dari tengah-tengah
                           skutelum.
                        -  belalang dan ordo orthoptera lainnya ditusuk dari bagian posterior
                           pronotum agak ke samping kanan.
                        -  capung dan sejenisnya ditusuk horizontal melalui toraks sebelah kiri
                           atas. 
                        -  serangga yang berukuran sangat kecil diletakkan pada karton segitiga
                           dan kemudian direkat dengan kuteks bening
C.  Pengeringan Serangga
Dapat dilakukan di bawah matahari atau dengan kotak pengering.  Kotak pengring yang sederhana dapat dibuat dari kaleng biscuit yang diberi lampu pijar.

D.  Pemberian Label



VI. MENGENAL ORDO SERANGGA

 PENDAHULUAN
Hama merupakan organisme pengganggu tanaman yang menimbulkan kerusakan secara fisik, dan ke dalamnya praktis adalah semua hewan yang menyebabkan kerugian dalam pertanian. Terdapat 4 filum yang berptensi sebagai hama yaitu Aschelminthes, Mollusca, Chordata (binatang bertulang belakang), dan Arthropoda. Filum Aschelminthes adalah hama yang banyak dikenal berperan sebagai hama tanaman (bersifat parasit) adalah anggota klas Nematoda. Filum Mollusca yang berperan sebagai hama adalah dari klas gastropoda yang salah satu jenisnya adalah Achatina fulica Bowd atau bekicot yang memiliki tubuh lunak dan dilindungi oleh cangkang (shell) yang keras. Filum Chordata yang umumnya dijumpai sebagai hama tanaman adalah dari klas mamalia (binatang menyusui) namun tidak semua binatang anggota klas mamalia bertindak sebagai hama, contohnya : bangsa kera (primates). Filum Arthropoda adalah filum terbesar di antara filum-filum lain karena lebih dari 75% dari binatang-binatang yang telah dikenal merupakan anggota dari filum ini, yang berperan penting sebagai hama adalah klas Arachnida (tungau) dan klas Insecta atau Hexapoda (Serangga) (Hartati, 2009).
Ordo Orthoptera merupakan serangga yang sebagian anggotanya dikenal sebagai pemakan tumbuhan, namun ada beberapa di antaranya yang bertindak sebagai predator. Tipe metamorfosis ordo Orthoptera adalah paurometabola yaitu terdiri dari 3 stadia (telur-nimfa-imago). Contoh serangga jenis ini adalah belalang kayu (Valanga nigricornis Burn.); belalang pedang (Sexava spp.) dan lain-lain. Ordo Hemiptera, merupakan serangga yang mempunyai tipe perkembangan hidup paurometabola yang terdiri dari 3 stadia yaitu telur > nimfa > imago. Tipe mulut menusuk-mengisap yang terdiri atas moncong (rostum) dan dilengkapi dengan stylet yang berfungsi sebagai alat pengisap. Nimfa dan imago merupakan stadium yang bisa merusak tanaman. Contoh serangga anggota ordo hemiptera ini adalah kepik buah jeruk (Rynchocoris poseidon Kirk); kepik buah lada (Dasynus viridula) dan lain-lain. Ordo Homoptera, merupakan serangga yang mempunyai tipe perkembangan hidup paurometabola yaitu (telur-nimfa-imago). Contoh serangga ordo Homoptera adalah kutu loncat (Heteropsylla); dan  kutu daun (Myzus persicae). Ordo Lepidoptera merupakan hama yang mempunyai tipe alat mulut menggigit-mengunyah tetapi pada imagonya bertipe mulut menghisap. Perkembangbiakannya bertipe “holometebola” (telur-larva-pupa-imago). Contoh serangga jenis ini adalah ulat daun kubis (Plutella xyllostella); dan kupu-kupu pastur (Papilio memnon L). Ordo Diptera merupakan bangsa lalat, nyamuk meliputi serangga pemakan tumbuhan, pengisap darah, predator dan parasitoid. Metamorfosisnya “holometabola” (telur-larva-kepompong –imago). Larva tidak punya tungkai, dan meyukai tempat yang lembab dan tipe mulutnya menggigit-mengunyah, sedangkan imago bertipe mulut menusuk-mengisap atau menjilat-mengisap. Contoh serangga jenis ini adalah lalat buah (Bactrocera sp.);  lalat bibit kedelai (Agromyza phaseoli Tryon); lalat bibit padi (Hydrellia philippina); dan  hama ganjur (Orseolia oryzae Wood Mason). Ordo Coleoptera merupakan tipe serangga yang memiliki sayap depan yang mengeras  dan tebal seperti seludang berfungsi untuk menutup sayap belakang dan bagian tubuh. Sayap bagian belakang mempunyai struktur yang tipis. Perkembangbiakan ordo ini bertipe “holometabola” atau metamorfosis sempurna yang perkembangannya melalui stadia : telur – larva – kepompong (pupa) – dewasa (imago).  Contoh serangga jenis ini adalah kumbang kelapa (Oryctes rhinoceros L.); dan penggerek batang cengkeh (Nothopeus fasciatipennis Wat. ) (Abrar, 2014).
Tipe perkembangan hidup serangga terbagi atas dua tipe yaitu paurometabola dan holometabola. Pada paurometabola, bentuk nimfa mirip dewasa hanya saja sayap belum berkembang dan habitat (tempat tinggal dan makanan) nimfa biasanya sama dengan habitat stadium dewasanya. Contoh paurometabola adalah jenis-jenis kepik seperti walang sangit, yang nimfanya menempati habitat yang sama dengan kepik dewasa, biasanya pada daun. Jenis-jenis belalang (Orthoptera) dan lipas (Blattaria) juga termasuk paurometabola, nimfa dan stadium dewasanya hidup dan makan pada habitat yang sama. Sedangkan pada holometabola mempunyai bentuk pradewasa (larva dan pupa) jenis-jenis holometabola ini sangat berbeda dengan stadium dewasanya. Perhatikanlah bentuk bentuk larva seperti ulat bulu, ulat hijau, ulat jengkal yang kelak menjadi pupa dan kemudian menjadi kupu-kupu indah dan berwarna-warni. Habitat larva bisanya sangat berbeda dari habitat dewasanya. Ulat makan daun sedangkan kupu mengisap cairan bunga. Demikian pula, larva lebah madu dipelihara oleh pekerja (dalam koloni), makan madu; tapi lebah dewasa yang bersayap terbang mencari serbuk bunga sebagai makanannya. Contoh serangga holometabola Kumbang (Coleoptera), kupu-kupu dan ngengat (Lepidoptera) dan semut serta lebah (Hymenoptera) (Pracaya, 2007).
Terdapat beberapa tipe mulut serangga yaitu menggigit mengunyah, meraut dan menghisap, menjilat menghisap, mulut menghisap, dan mulut menusuk menghisap. Tipe mulut menggigit mengunyah terdiri dari sepasang bibir, organ penggiling untuk menyobek dan menghancur serta organ tipis sebagai penyobek. Tipe mulut meraut dan menghisap menyerang jaringan dan mengakibatkan berwarna putih atau belang kemudian tanak mengerut. Tipe mulut menjilat menghisap, pada mulut lalat (diptera), bahan pangan padat menjadi lembek dan buruk akibat ludah yang dikeluarkan hama ini untuk melunakkan makanan, kemudian baru dihisap. Tipe mulut menghisap, merupakan tipe yang khusus, yaitu labrum yang sangat kecil, dan maksila palpusnya berkembang tidak sempurna. Dan tipe mulut menusuk menghisap merupakan gejala serangan pada bagian tanaman akan ditemukan bekas tusukan silet yang akan menyebabkan terjadinya perubahan warna (Edi Rahman, 2013).

Tujuan
Tujuan praktikum 2 dengan materi “mengenal ordo serangga hama” adalah:
1.      Untuk mengetahui perbedaan ke enam ordo serangga hama tersebut.
2.      Untuk mengetahui lebih jelas perbedaan masing-masing bagian tubuh serangga (kepala, dada, sayap, perut, dan kaki) sehingga memudahkan penglasifikasian/identifikasi ke enam serangga hama tersebut.

Cara Kerja
Membuat hasil pengamatan dalam bentuk gambar dari masing-masing ordo serangga hama, yang digambar adalah :
ü Bentuk serangga secara keseluruhan
ü Masing-masing bagian serangga, yaitu sayap depan dan belakang, kepala (caput), dada (thorax), perut (abdoment), dan kaki.
ü Membuat resume singkat meliputi : gejala serangan, tanaman yang diserang dan biologi serangga tersebut (telur-larva-pupa-imago atau telur-nimfa-imago).

HASIL PENGAMATAN

Hasil Pengamatan Mengenal Ordo Serangga Hama
No
Nama Serangga
Ordo Serangga
Tipe Perkembangan
Bentuk Sayap
Tipe Alat Mulut
Bagian Tanaman yang Diserang
1






2






3






4






5






6






7






8






9






10










Komentar

  1. Panduan praktikum ini sangat membantu kami dalam melaksanakan praktikum. Terimakasih kepada asisten dosen M.Efendi Saputra, S.P yang telah membimbing kami dalam melaksanakan praktikum ini.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MICROPROPAGASI JERUK KASTURI (Citrus madurensis Lour) SECARA IN-VITRO (TESIS FENDY SAPUTRA)

PHPT A 2013

PESTISIDA B 2013